Kamis, 13 Juni 2013

SKIZOFRENIA




Skizofrenia  adalah gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normalkognitif, emosional dan tingkah laku.Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) danhalusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).

Jenis Skizofrenia

Berikut ini beberapa Jenis dari Skizofrenia :

S  Paranoid Skizofrenia 

Jenis skizofrenia dimana penderitanya mengalami bayangan dan khayalan tentang kontrol dari orang lain dan juga kesombongan yang berdasarkan kepercayaan bahwa penderita itu lebih mampu dan lebih hebat dari orang lain.

S  Skizofrenia Tidak Teratur 

Jenis skizofrenia yang sifatnya ditandai terutama oleh gangguan dan kelainan di pikiran. Seseorang yang menderita skizofrenia sering menunjukkan tanda tanda emosi dan eksspressi yang tidak esuai untuk keadaan nya. Halusinasi dan khayalan adalah gejala gejala yang sering dialami untuk orang yang mederita skizofrenia jenis ini.

S  Katatonia Skizofrenia 

Jenis skizofrenia yang ditandai dengan berbagai gangguan motorik, termasuk kegembiraan ekstrim dan pingsan. orang yang menderita bentuk skizofrenia ini akan menampilkan gejala negatif: postur katatonik dan fleksibilitas seperti lilin yang bisa di pertahankan dalam turun waktu yang panjang.

S  Dibedakan Skizofrenia 

Jenis skizofrenia dimana penderita penyakitnya memiliki delusi, halusinasi dan perilaku tidak teratur tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, tidak teratur, atau katatonik.

S  Sisa Skizofrenia 

Skizofrenia sisa akan di diagnosis ketika setidaknya epsiode dari salah satu dari empat jenis skizofrenia yang lainnya telah terjadi. Tetapi skizofrenia ini tidak mempunyai satu gejala positif yang menonjol.

Penyebab Skizofrenia
Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain :
1.     ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh.
2.    Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial).
3.    Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi.
4.    Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.

Gejala-gejala skizofrenia :
Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:
1.     Gejala-gejala Positif
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (
kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.
2.    Gejala-gejala Negatif
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (
alogia
).



Berikut adalah tanda-tanda yang menunjukkan seseorang mengalami skizofrenia :

1. Mengisolasi diri atau menarik diri dari pergaulan sosial
2. Irasional, mengatakan atau meyakini sesuatu yang aneh atau ganjil 
3. Peningkatan paranoia atau mempertanyakan motivasi orang lain 
4. Mudah emosi
5. Permusuhan atau kecurigaan
6. Peningkatan ketergantungan pada obat-obatan atau alkohol (dalam upaya untuk mengobati diri)
7. Kurangnya motivasi
8. Berbicara dengan cara yang aneh tidak seperti diri mereka sendiri
9. Sering tertawa pada waktu yang tidak tepat
10. Insomnia atau susah tidur
11. Penurunan dalam penampilan pribadi dan kebersihan

Meskipun tidak ada jaminan bahwa seseorang yang mengalami satu atau lebih gejala-gejala di atas menderita skizofrenia, sebelas tanda di atas bisa menjadi acuan untuk mengenali apakah ada gangguan yang diderita seseorang.
Meski bayi dan anak-anak kecil dapat menderita skizofrenia atau penyakit psikotik yang lainnya, keberadaan skizofrenia pada grup ini sangat sulit dibedakan dengan gangguan kejiwaan seperti autisme, sindrom Asperger atau ADHD atau gangguan perilaku dan gangguan Post Traumatic Stress Disorder. Oleh sebab itu diagnosa penyakit psikotik atau skizofrenia pada anak-anak kecil harus dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh psikiater atau psikolog yang bersangkutan.
Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja, halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejala-gejala psikosis.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis.
Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh. Kisah John Nash, doktor ilmu matematika dan pemenang hadiah Nobel 1994 yang mengilhami film A Beautiful Mind, membuktikan bahwa penderita skizofrenia bisa sembuh dan tetap berprestasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar