Jumat, 14 Juni 2013

10 Gangguan Psikologi Yang Aneh & Unik

Menurut wikipedia, mania (dari bahasa Yunani mainomai yang artinya menjadi marah dan geram) adalah sebuah kondisi tekanan medis yang dikarakteri oleh tingkat mood, tenaga, pola pemikiran yang tidak biasa dan terkadang kejiwaan. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan seseorang menderita mania termasuk penyalahgunaan obat dan tumor otak, tapi paling banyak dikarenakan kelainan bipolar, dimana hidup awal mania digantikan oleh bagiannya yang depresi berat. Mania terbagi berdasarkan kekuatan pengaruhnya, mulai dari mania sedang (dikenal juga sebagai hypomania) hingga mania penuh dengan ciri-ciri kegilaan.


1. Cartacoethes: tekanan yang tidak bisa dikendalikan untuk melihat peta dimana-mana

Otak manusia punya kemampuan (yang cukup cepat tentunya) untuk mengenal wajah di mana saja, tapi kemampuan ini bisa berubah pada sebuah mania aneh yang biasa disebut cartocacoethes: tekanan yang tidak bisa dikendalikan untuk melihat peta dimana-mana, bahkan pada makanan seperti makanan milanesa (sejenis daging) dari Argentina di gambar di atas.








2. Gamomania: obsesi mengajukan pernikahan

Gamomania bisa dideskripsikan sebagai obsesi aneh yang mengajak orang untuk menikah atau mengajukan pernikahan ke orang-orang berbeda pada waktu yang sama, yang dalam banyak kasus mengakibatkan poligami.


3. Onomatomania: rangsangan untuk mengulang beberapa kata

Ini adalah obsesi mengulang kata-kata khusus karena kata-kata itu mengganggu pikiran penderita.







4. Climomania: keinginan berlebihan berada di kasur

Tidak ada masalah sebenernya mau tidur-tiduran lama, apalagi kalau sakit. Buat Clinomaniac (penderita climomania), keinginan untuk berada di kasur terlalu berlebihan dan bisa sampai seharian, terutama kalau cuaca dingin. Climomania berasal dari bahasa Yunani yang artinya obsesi tidur. Dengan kata lain, mania ini artinya cinta pada kasur, bantal dan selimut.

5. Demonomania: percaya digentayangi roh jahat

Ada banyak film dan buku horor yang sangat menyeramkan .
Melihat film seperti itu secara alami bisa membuat si penonton takut dengan beberapa orang. Dan biasanya di saat orang takut, mania mulai merasuk. Jika berurusan dengan setan (demon), bisa jadi orang itu menderita demonomania, kondisi psikis yang percaya dirinya diikuti setan. Dan saat seseorang berpikir dirinya digentayangi, dia mulai benar-benar percaya ada setan di dekatnya.

6. Enosimania: terus-terusan merasa bersalah

Enosimania adalah tekanan untuk berpikir diri seseorang telah melakukan kesalahan atau dikritik yang tidak bisa dimaafkan, dikenal juga dengan beberapa nama lain seperti Enissophobia, Enosiophobia, ‘takut melakukan kesalahan besar’ dan ‘takut kritikan’. Gejalanya biasanya napas pendek dan cepat, detakan jantung tak menentu, berkeringat, muak, dan tentunya ketakutan yang besar.





7. Trichotillomania: rangsangan menarik rambut sendiri

Trichotillomania, atau lebih dikenal dengan sebutan ‘trich’, adalah kelainan gerakan reflek dalam bentuk penyiksaan diri yang ditunjukkan dengan berulang kali menarik rambut, bulu mata, bulu hidung, jembut (buset), alis atau rambut lain, kadang-kadang menyebabkan kebotakan.



8. Ablutomania: mania mencuci tubuh

Mencuci tangan setelah dari toilet bukan masalah, tapi mencuci tangan setelah beberapa detik bisa jadi masalah. Penderita abutomania biasanya sangat ketakutan dengan kotor. Padahal berani kotor itu baik, kan?

9. Aboulomania: sering ragu-ragu

Kita tentu pernah mengalami situasi dimana kita sulit membuat pilihan, tapi bayangkan jika kita tidak bisa membuat keputusan yang bahkan sangat sederhana, hidup seperti tak tertahankan. Aboulomania bisa didefinisikan sebagai penyakit keraguan atau ketidakmampuan seseorang untuk memutuskan masalah apapun.
10. Doromania: obsesi memberi hadiah

Banyak orang yang suka memberi hadiah. Dan sebagian besar orang akan senang dengan obesesi seperti itu. Doromania adalah dorongan atau kesenangan tidak normal untuk memberi hadiah. Penderitanya terobsesi memilih dan memberi hadiah, tapi bukan untuk tujuan baik atau karena mereka sangat dermawan. Melainkan karena hal lain yang lebih kompleks.


5 jenis phobia yang tidak wajar  

1. Doraphobia (Takut dengan Rambut/Bulu Hewan)

Orang-orang yang menderita phobia ini memiliki kesulitan untuk berada di dekat hewan yang berbulu seperti anjing atau kucing. Mereka menganggap bulu hewan tersebut menjijikkan. Masih belum diketahui penyebab bulu hewan itu bisa mengganggu penderita phobia ini, namun kemungkinan penyebabnya adalah bulu ini bisa rontok dan kemudian beterbangan kemana-mana, atau mungkin saja penderita phobia ini memiliki alergi bulu dan menganggapnya sebagai rasa takut yang berlebihan.







2. Pediophobia (Takut dengan Boneka)

Phobia ini sebenarnya masih bisa dimaklumi. Pediophobia merupakan rasa takut akan boneka atau figure sejenis yang menggambarkan wujud manusia, seperti manekin atau robot berwujud manusia. Benda mati yang menyerupai manusia, terutama tekstur wajah, bisa terlihat mengerikan bahkan oleh yang bukan penderita phobia ini. Bisa dibilang ini merupakan contoh dari tempat yang diberi istilah uncanny valley, yaitu tempat dimana suatu buatan bisa menyerupai bentuk aslinya.


3. Barophobia (Takut dengan Gravitasi)

Tampaknya terdengar aneh memiliki rasa takut dengan hal yang menopang dunia ini. Namun gravitasi bisa saja menjadi berbahaya dalam situasi tertentu. Seseorang mungkin pernah mengalami terjatuh dari ketinggian atau melihat bangunan yang rubuh. Dari situlah penderita phobia ini menganggap gravitasi sebagai kekuatan jahat yang bisa menghancurkan dunia.




4. Verbophobia (Takut dengan Kata-kata)

Bahasa verbal merupakan dasar pembentuk masyarakat dan komunitas. jadi phobia ini bisa menjadi mengganggu penderitanya karena kehidupan kita tidak bisa lepas dari bahasa verbal. Penderita phobia ini kemungkinan memiliki rasa takut dengan tulisan atau ucapan, kata yang pendek atau panjang dalam bahasa apapun, tergantung si penderita itu sendiri. Bisa juga yang ditakuti merupakan kalimat atau frase tertentu.

5. Spectrophobia (Takut dengan Cermin atau Refleksi)

Rasa takut yang intens terhadap cermin merupakan hal yang luar biasa. Para penderitanya memiliki alasan masing-masing mengenai phobia ini. Ada yang berpendapat kalau cermin adalah pintu masuk menuju dimensi lain. Sementara yang lain memiliki alasan yang lebih kompleks, kemungkinan diakibatkan oleh yang menyangkut imej diri mereka sendiri atau penampilan fisik mereka.
Gangguan Phobia yang Fatal

Ada banyak jenis gangguan phobia, mulai dari yang ringan, aneh dan terdengar konyol sampai yang benar-benar fatal dan berpotensi merusak kualitas hidup penderitanya.
Setiap orang pasti memiliki rasa takut tertentu akan sesuatu, yang jenis dan intensitasnya tentu saja berbeda-beda dan bervariasi. Dalam taraf yang cukup tinggi, rasa takut ini menjelma menjadi apa yang disebut gangguan phobia. 
Di artikel berikut akan kita bahasa jenis-jenis phobia yang bersifat sangat fatal, dengan kata lain jenis-jenis phobia yang bersifat fundamental dan berpotensi merusak kualitas hidup penderitanya hingga ke taraf ekstrim. Walaupun akan terdengar aneh, harap diingat bahwa di luar sana memang benar-benar ada sesama kita yang menderita phobia ini. Dengan mengetahui jenis-jenis phobia ini diharapkan kita akan turut dapat merasakan dan bersimpati kepada mereka. 

1.Ambulophobia (Rasa takut untuk berjalan atau berdiri)

Bayangkan jika hanya dengan berjalan atau berdiri saja membuat seseorang takut. Jelas penderitaambulophobia tidak akan dapat hidup normal, tidak setiap saat mereka dapat bepergian dengan menggunakan kursi roda elektrik. Sayangnya hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu membuat manusia dapat terbang melayang dengan sendirinya untuk berpindah tempat. Penderita phobia ini tidak akan dapat menghindar untuk berhadapan dengan rasa takutnya setiap hari.
Gejala/simptom dari ambulophobia bisa bermacam-macam, biasanya mencakup rentang nafas yang pendek, berkeringat, rasa mual, pusing, gemetar, hingga rasa panik. Sedangkan penyebabnya biasanya dapat ditelusuri karena pengalaman cidera atau luka fisik seperti cidera pada kaki, radang sendi (arthritis) atau masalah-masalah medis lain yang menyebabkan penderitanya merasakan sakit saat berjalan.

2. Decidophobia (Rasa takut untuk mengambil keputusan)

Kata decidophobia pertama kali diucapkan oleh seorang filsuf dari Princeton University, New Jersey, Amerika Serikat, bernama Walter Kaufmann di tahun 1973 dalam bukunya berjudul Without Guilt and Justice. Secara teknis decidophobia didefinisikan sebagai "rasa kurang keberanian atau keinginan dari seseorang untuk memilih dari beberapa alternatif yang berbeda-beda untuk mengetahui kebenaran". Penderitanya cenderung untuk menyerahkan keputusan mana yang benar kepada pihak lain, biasanya adalah orang tua atau pasangan mereka. Atau bisa juga mereka menyerahkan keputusan kepada pemimpin keagamaan mereka atau partai politik favorit mereka, dalam skala yang lebih luas.
Gejala decidophobia bervariasi antara satu penderita dengan penderita lainnya, antara lain mulut kering, susah bernafas, pusing, kejang otot, gemetar, jantung berdebar, bahkan hingga rasa terjebak di dalam sesuatu dan tidak dapat melarikan diri, juga kepanikan. Sedangkan penyebabnya biasanya karena si penderita pernah mengalami sesuatu yang traumatis dalam hidupnya yang berkaitan dengan mengambil keputusan. Sebagai contoh adalah seorang anak kecil yang secara konsisten dan terus-menerus dipaksa untuk menerima keputusan orang tuanya tentang suatu hal. Hal ini dapat memberikan dampak negatif terhadap psikologi si anak yang memungkin untuk berkembang menjadi decidophobia.

3. Epistemophobia (Gnosiophobia) (Rasa takut akan ilmu pengetahuan)


Epistemophobia atau sering juga disebut gnosiophobia, rasa takut untuk belajar dan ilmu pengetahuan, menyebabkan penderitanya tidak dapat belajar hal-hal baru kecuali bagi mereka yang mau melawan tasa takut tersebut dengan memaksakan dirinya menerima hal baru. Bahkan dengan melakukan hal tersebut saja sudah akan mempersulit mereka dalam menerima hal baru tersebut.
Gejala epistemophobia bervariasi antara tiap orang dan tergantung dari intensitasnya, antara lain meliputi rasa gugup dan takut, juga gejala-gejala kepanikan yang umum seperti jantung berdebar, susah berkata-kata, gemetar, susah bernafas, dan lain-lain. Penyebab epistemophobia dapat berasal dari faktor luar tubuh(external events) yang traumatis, dan juga dapat berasal dari faktor dalam diri atau genetis (heredity/genetic factors).

4. Cibophobia (Rasa takut akan makanan)

Cibophobia atau rasa takut akan makanan adalah jenis phobia yang sangat kompleks dan dapat dengan cepat berkembang menjadi sebuah bentuk obsesi. Cibophobia seringkali disalahpahami dan dicampuradukkan dengan anorexia, sebuah gangguan dalam kebiasaan makan. Perbedaan utamanya adalah pada anorexia, penderitanya memiliki rasa takut dan kecemasan akan akibat dari makanan yang ia makan terhadap tubuhnya. Sedangkan cibophobia adalah rasa takut akan makanan itu sendiri.
Gejala cibophobia termasuk yang paling sulit dikenali. Menghindari makanan adalah salah satu yang paling umum. Makanan-makanan yang terlihat agak menjijikkan seperti mayonaise dan susu adalah jenis makanan yang biasa ditakuti. Kebanyakan penderita cibophobia memiliki perhatian yang berlebihan akan tanggal kadaluarsa suatu makanan, seringkali dijumpai penderita cibophobia mengendus makanan dengan berlebihan walaupun makanan tersebut memiliki tanggal kadaluarsa yang masih jauh. Saat memasak, penderita cibophobia seringkali menunjukkan perilaku yang berlebihan seperti memasak makanan hingga gosong atau hangus. Gejala yang lain adalah menghindari restoran karena makanan di restoran diolah di luar kontrol mereka, menghindari makanan seafood jika sedang berada jauh dari laut karena takut tidak segar, atau membuang makanan yang masih bagus karena berpikiran makanan tersebut telah basi.
Penyebab cibophobia belum dapat diketahui dengan pasti, namun beberapa ilmuwan memperkiran pengalaman traumatis di masa lalu dapat menyebabkan orang menderita cibophobia.

5. Somniphobia/Hypnophobia (Rasa takut untuk tidur)


Somniphobia, ketakukan untuk tidur, dikatakan fatal karena dapat menyebabkan penderitanya mengalami kelelahan baik fisik dan mental. Gejalanya meliputi rasa panik yang melanda baik sebelum atau selama tidur. Penderita somniphobia seringkali berpikiran jika ia pergi tidur maka ia akan mati dan tidak akan terbangun lagi. Rasa takut ini mungkin saja tidak ada hubungannya dengan kondisi kesehatannya yang lain, selain tentu saja penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kurang tidur seperti rasa lelah, kurangnya kesadaran, mudah teriritasi dan lain-lain.
Penyebabnya juga dapat bermacam-macam, namun yang paling umum adalah mimpi buruk. Penderita somniphobia kebanyakan sering mengalami mimpi buruk yang datang secara terus-menerus dan menyebabkannya takut untuk pergi tidur.






Jenis-jenis Phobia yang paling Umum


Berikut ini adalah 10 dari phobia spesifik yang paling umum:

1.Acrophobia – Takut Pada Ketinggian

Acrophobia adalah ketakutan terhadap semua jenis ketinggian. phobia ini berbeda dengan aerophobia (takut terbang).
Acrophobia kadang-kadang mirip dengan vertigo. Vertigo adalah kondisi fisik yang menyebabkan pusing atau disorientasi ketika melihat ke bawah dari ketinggian. Rasa takut yang timbul akibat gejala vertigo pada ketinggian tidak sama dengan acrophobia.




2. Claustrophobia – Takut Pada Ruang Tertutup


Claustrophobia dapat berkisar dari ringan sampai parah. Dalam kasus yang parah, penderita bisa mengalami kecemasan dari hanya sekedar menutup pintu kamar tidur.
Banyak penderita claustrophobia menemukan bahwa rasa takut mereka secara khusus dipicu oleh situasi umum tertentu seperti memasuki lift atau naik pesawat terbang. Beberapa orang menemukan claustrophobia terdiagnosis saat menjalani MRI.



3. Nyctophobia – Takut Pada Kegelapan

Ketakutan ini umum dan biasanya bersifat sementara pada anak-anak. Jika berlangsung lebih dari enam bulan dan menyebabkan kecemasan yang ekstrim, mungkin akan didiagnosis sebagai phobia. Phobia ini jarang terjadi pada orang dewasa.













4. Ophidiophobia – Takut Pada Ular

Ophidiophobia mengacu khusus untuk ular. Jika terjadi ketakutan pada reptil lainnya juga, maka lebih umum di klasifikasikan pada herpetophobia (takut pada reptil).
Orang yang menderita phobia ini tidak hanya takut menyentuh ular. Mereka juga menunjukkan rasa takut ketika melihat gambar ular atau bahkan berbicara tentang mereka.

5. Arachnophobia – Takut Pada Laba-laba

Ini adalah phobia hewan yang sangat umum. Penderita umumnya takut jaring laba-laba dan tanda-tanda lain yang meg-identifikasikan bahwa laba-laba mungkin ada di sekitarnya. Mereka juga takut gambar laba-laba.






6. Trypanophobia – Takut Pada Jarum injeksi/jarum suntik atau Medis

Trypanophobia adalah phobia medis. Ketakutan pada jarum non medis dikenal sebagai aichmophobia.
Trypanophobia dapat mengakibatkan respon fisiologis yang serius termasuk tekanan darah sangat rendah dan pingsan. Dalam beberapa kasus, trypanophobia parah dapat menyebabkan penderita akan menghindari semua perawatan medis.






7. Astraphobia – Takut Pada Petir dan Kilat

Phobia ini umum terjadi pada anak-anak. Jika sudah parah dan berlanjut selama lebih dari enam bulan, barulah dapat didiagnosis sebagai phobia.
Baik orang dewasa dan anak-anak cenderung untuk berurusan dengan rasa takut dengan mencari “tempat tinggal”, mengamankan diri dari jendela di mana hal tersebut tidak dapat dilihat.




8. Nosophobia – Takut Memiliki Penyakit

Nosophobia adalah ketakutan irasional menderita penyakit tertentu. Hypochondriasis adalah gangguan yang terkait ditandai dengan rasa takut terus-menerus memiliki penyakit yang tidak ditentukan. Penderita phobia ini akan menjadi sering ke dokter atau malah menghindari dokter karena takut mendengar berita buruk.
Medical Student’s Disease dan cyberchondria adalah bentuk-bentuk nosophobia. Kondisi ini timbul saat penderita meneliti penyakit dan kemudian mulai percaya bahwa ia memiliki gejala penyakit itu.





9. Mysophobia AKA Germophobia – Takut Pada Kuman

Phobia ini adalah ketakutan yang intens terkontaminasi oleh kuman. Hal ini terkait dengan gangguan obsesif-kompulsif, yang sering ditandai dengan berulang mencuci tangan. Namun, bagi penderita OCD fokusnya adalah pada tindakan cuci tangan itu sendiri, sementara penderita mysophobia mencuci tangan untuk menghapus kontaminasi.





10. Triskaidekaphobia – Takut Pada Angka 13

Ada beberapa kontroversi mengenai triskaidekaphobia, karena banyak ahli melihatnya sebagai takhayul daripada phobia yang sesungguhnya. Meski demikian, triskaidekaphobia begitu meresap dalam kebudayaan Barat yang telah benar-benar mempengaruhi dunia modern.
Sebagai contoh: sangat jarang terlihat lantai 13 di sebuah bangunan hotel atau kantor. Banyak orang menolak untuk tinggal di rumah dengan nomor 13 di alamat tersebut.
PHOBIA


Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah “phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.

Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari
3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Penyebab Phobia

Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.

Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? 
Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita.

Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll.

Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.

Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.

Teknik Penyembuhan
Ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sbb:

1. Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.


2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.

3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.

4. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.

5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.


 Tipe Fobia , Berikut ini adalah tiga tipe fobia berdasarkan sistem DSM, yaitu fobia spesifik, fobia sosial, dan agorafobia.

a)      Phobia spesifik adalah ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap objek atau situasi spesifik

b)      Phobia sosial adalah ketakutan yang intens terhadap situasi sosial atau ramai sehingga mereka mungkin sama sekali menghindarinya, atau menghadapinya tetapi dengan distres yang amat berkecamuk. Penderita Phobia sosial mengalami ketakutan terhadap situasi sosial seperti berkencan, datang ke pesta, pertemuan-pertemuan sosial, bahkan presentasi untuk ujian. Phobia sosial yang mendasar adalah ketakutan berlebihan terhadap evaluasi negatif dari orang lain, dalam artian mereka takut dinilai jelek oleh orang lain. Mungkin mereka merasa seakan-akan ribuan pasang mata sedang memperhatikan dengan teliti setiap gerak yang mereka lakukan. Phobia jenis ini menyebabkan penurunan kualitas hidup penderitanya, seperti kualitas untuk mencapai sasaran pendidikan , maju dalam karier, atau bertahan dalam pekerjaan yang membutuhkan interaksi dengan orang lain secara langsung. Sekali Phobia sosial tercipta, maka akan berlanjut secara kronis sepanjang hidup.

c)      Agorafobia secara harfiah diartikan sebagai “takut kepada pasar”, yang sugestif untuk ketakutan berada di tempat-tempat terbuka dan ramai (berbeda dengan Phobia sosial, agorafobia tidak “mati sosial” bila berinteraksi dengan orang-orang di tempat yang sepi). Agorafobia melibatkan ketakutan terhadap tempat-tempat atau situasi-situasi yang memberi kesulitan bagi mereka untuk meminta bantuan ketika ada suatu problem yang menimpa mereka atau orang lain. Orang-orang dengan agorafobia takut untuk pergi berbelanja di toko-toko yang penih sesak, bersempit-sempitan di bus, dan lain-lain yang kira-kira membuat mereka sulit meminta pertolongan.